Penyebab Kenaikan Harga Cabai Rawit Merah di Yogyakarta dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
YOGYAKARTA – Harga cabai rawit merah di beberapa pasar Yogyakarta mengalami lonjakan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir, bahkan sempat mencapai Rp 100.000 per kilogram. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), harga cabai di Pasar Beringharjo dan Pasar Prawirotaman tercatat sebesar Rp 101.167 per kilogram pada Senin (6/1).
Faktor Penyebab Kenaikan Harga Cabai Rawit Merah di DIY
Kenaikan harga cabai di Yogyakarta dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang menyebabkan pasokan terbatas, termasuk serangan hama, cuaca ekstrem, dan lonjakan permintaan saat libur panjang akhir tahun. Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawati, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai ini dipicu oleh berbagai masalah di sektor pertanian. Cuaca yang tidak mendukung dan serangan hama pada tanaman cabai mengakibatkan gagal panen di beberapa sentra produksi cabai.
Selain itu, permintaan yang melonjak selama libur Natal dan Tahun Baru juga memperburuk kondisi harga cabai. Namun, Yuna optimistis bahwa harga cabai rawit merah akan mulai menurun setelah minggu kedua Januari 2025, seiring dengan normalisasi permintaan dan stabilitas cuaca.
Penurunan Harga Cabai Rawit Merah di Yogyakarta
Harga cabai rawit merah di Yogyakarta mulai menurun secara bertahap. Pada Jumat (10/1), harga tercatat turun menjadi Rp 90.500 per kilogram setelah sebelumnya menembus harga tinggi di atas Rp 100.000. Penurunan harga ini diharapkan terus berlanjut, seiring dengan perbaikan cuaca yang mendukung hasil panen.
Meskipun demikian, Yuna Pancawati mengungkapkan bahwa pelaksanaan operasi pasar (OP) untuk menstabilkan harga cabai rawit merah di Yogyakarta agak sulit dilakukan. Cabai termasuk komoditas yang mudah rusak, sehingga distribusi yang efisien sangat dibutuhkan agar operasi pasar berjalan lancar.
Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Harga Cabai
Selain cuaca ekstrem dan permintaan musiman, beberapa faktor lain yang turut berkontribusi terhadap melambungnya harga cabai adalah:
- Berkurangnya Jumlah Petani Cabai
Selama pandemi, banyak petani cabai yang beralih ke tanaman lain yang dianggap lebih menguntungkan. Hal ini mengurangi jumlah petani cabai hingga 70%, berdampak pada berkurangnya pasokan cabai di pasar. - Kondisi Tanah dan Penggunaan Pupuk
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dalam beberapa tahun terakhir telah menurunkan kualitas tanah. Sebagai akibatnya, petani hanya dapat melakukan panen cabai sebanyak empat kali dalam setahun, padahal biasanya bisa mencapai sepuluh kali. Penurunan hasil panen ini berpengaruh terhadap ketersediaan cabai. - Masalah Distribusi
Ketidak lancaran distribusi juga menjadi salah satu penyebab tingginya harga cabai. Dalam beberapa kasus, harga cabai dapat sangat bervariasi antar daerah, menunjukkan adanya masalah dalam rantai pasokan yang perlu diperbaiki. - Permintaan Musiman
Permintaan cabai sering melonjak pada momen-momen tertentu, seperti hari raya atau libur panjang, yang menyebabkan harga cenderung naik selama periode tersebut.
Optimisme Penurunan Harga Cabai di Yogyakarta
Dengan kondisi cuaca yang mulai membaik, Disperindag DIY yakin harga cabai akan terus turun. Jika hujan tidak turun berturut-turut di sentra produksi cabai, pasokan akan meningkat dan harga cabai rawit merah di DIY diperkirakan akan stabil kembali. Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam berbelanja kebutuhan pokok, terutama cabai, yang sering mengalami fluktuasi harga.
Kesimpulan
Harga cabai rawit merah di Yogyakarta sempat mengalami lonjakan yang signifikan akibat kombinasi cuaca buruk, serangan hama, dan permintaan musiman. Meskipun harga mulai menurun, penting bagi masyarakat untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga dan memastikan pasokan cabai tetap stabil. Disperindag DIY akan terus memantau perkembangan harga cabai di pasar untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga kebutuhan pokok di wilayah tersebut.